Selasa, 18 Desember 2012

hukum nya cium tangan para ulama dan habaib. Salah satu dalil diperbolehkanya mencium tangan (Ulama, Habib, Dzuriyyah Nabi Muhammad saww., Orang Tua, orang yang di hormati, dll). Di jaman sekarang banyak orang yang sudah tidak mengindahkan atau meninggalkan sunnah Nabi Muhammad saww. salah satunya mencium tangan, bahkan ada yang mengatakan mencium tangan adalah perbuatan bid’ah tidak dikerjakan o leh Nabi dan para shabatnya bahkan ada juga yang mengatakan syirik karena mengkultuskan seseorang, disini alfaqir akan memberikan sedikit pengetahuan alfaqir tentang diperbolehkanny a mencium tangan dan cara mencium tangan yang benar seperti gambar diatas, karena anak- anak jaman sekarang bila mencium tangan dengan menempelkan tangannya kepipi ada juga yang kejidad, perbuatan ini adalah kurang benar, karena dari ajaran yang kami terima dari guru kami terus bersambung sampai ke Sayyidina Muhammad saww. adalah seperti gambar (diatas) yang di contohkan salah satu guru kami Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa yang beliau mencium tangan salah satu Guru Mulia Al Habib Umar bin Muhammad Bin Hafidz. Inilah beberapa dalil dari Hadits dan perkataan Ulama tentang mencium tangan : ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ َﺲُﻧﻮُﻳ ُﻦْﺑ ُﺪَﻤْﺣَﺃ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ﻲِﺑَﺃ ُﻦْﺑ ُﺪﻳِﺰَﻳ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ٌﺮْﻴَﻫُﺯ ﻲِﺑَﺃ َﻦْﺑ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ َﺪْﺒَﻋ َّﻥَﺃ ٍﺩﺎَﻳِﺯ َﻦْﺑ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﺪْﺒَﻋ َّﻥَﺃ ُﻪَﺛَّﺪَﺣ ﻰَﻠْﻴَﻟ ٍﺔَّﻳِﺮَﺳ ﻲِﻓ َﻥﺎَﻛ ُﻪَّﻧَﺃ ُﻪَﺛَّﺪَﺣ َﺮَﻤُﻋ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳﺍَﺮَﺳ ْﻦِﻣ َﺹﺎَﺤَﻓ َﻝﺎَﻗ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﺹﺎَﺣ ْﻦَﻤﻴِﻓ ُﺖْﻨُﻜَﻓ ًﺔَﺼْﻴَﺣ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ َﻒْﻴَﻛ ﺎَﻨْﻠُﻗ ﺎَﻧْﺯَﺮَﺑ ﺎَّﻤَﻠَﻓ َﻝﺎَﻗ ِﻒْﺣَّﺰﻟﺍ ْﻦِﻣ ﺎَﻧْﺭَﺮَﻓ ْﺪَﻗَﻭ ُﻊَﻨْﺼَﻧ ُﻞُﺧْﺪَﻧ ﺎَﻨْﻠُﻘَﻓ ِﺐَﻀَﻐْﻟﺎِﺑ ﺎَﻧْﺆُﺑَﻭ ﺎَﻬﻴِﻓ ُﺖَّﺒَﺜَﺘَﻨَﻓ َﺔَﻨﻳِﺪَﻤْﻟﺍ َﻝﺎَﻗ ٌﺪَﺣَﺃ ﺎَﻧﺍَﺮَﻳ ﺎَﻟَﻭ ُﺐَﻫْﺬَﻧَﻭ ﺎَﻨْﺿَﺮَﻋ ْﻮَﻟ ﺎَﻨْﻠُﻘَﻓ ﺎَﻨْﻠَﺧَﺪَﻓ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳَﺭ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻨَﺴُﻔْﻧَﺃ ْﺖَﻧﺎَﻛ ْﻥِﺈَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻥﺎَﻛ ْﻥِﺇَﻭ ﺎَﻨْﻤَﻗَﺃ ٌﺔَﺑْﻮَﺗ ﺎَﻨَﻟ ﺎَﻨْﺴَﻠَﺠَﻓ َﻝﺎَﻗ ﺎَﻨْﺒَﻫَﺫ َﻚِﻟَﺫ َﺮْﻴَﻏ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳَﺮِﻟ ﺎَّﻤَﻠَﻓ ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍ ِﺓﺎَﻠَﺻ َﻞْﺒَﻗ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ُﻦْﺤَﻧ ﺎَﻨْﻠُﻘَﻓ ِﻪْﻴَﻟِﺇ ﺎَﻨْﻤُﻗ َﺝَﺮَﺧ ﺎَﻨْﻴَﻟِﺇ َﻞَﺒْﻗَﺄَﻓ َﻥﻭُﺭﺍَّﺮَﻔْﻟﺍ َﻥﻭُﺭﺎَّﻜَﻌْﻟﺍ ْﻢُﺘْﻧَﺃ ْﻞَﺑ ﺎَﻟ َﻝﺎَﻘَﻓ ُﻩَﺪَﻳ ﺎَﻨْﻠَّﺒَﻘَﻓ ﺎَﻧْﻮَﻧَﺪَﻓ َﻝﺎَﻗ َﻦﻴِﻤِﻠْﺴُﻤْﻟﺍ ُﺔَﺌِﻓ ﺎَّﻧِﺇ َﻝﺎَﻘَﻓ Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Yazid? bin Abu Ziyad, bahwa Abdurrahman bin Abu Laila telah menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Umar telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah berada dalam kesatuan militer diantara kesatuan-kesatu an militer Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ia berkata; kemudian orang-orang melarikan diri, dan aku termasuk orang-orang yang melarikan diri. Kemudian tatkala kami nampak, maka kami mengatakan; apa yang akan kita lakukan? Sungguh kita telah lari dari peperangan dan kita kembali dengan kemurkaan. Lalu kami katakan; kita akan masuk Madinah kemudian kita tinggal padanya dan pergi sementara tidak ada seorangpun yang melihat kita. Kemudian kami masuk Madinah, lalu kami katakan; seandainya kita menyerahkan diri kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apabila kita mendapatkan taubat maka kita tinggal di Madinah dan seandainya tidak demikian maka kita akan pergi. Ibnu Umar berkata; kemudian kami duduk menunggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebelum Shalat Subuh. Kemudian tatkala beliau keluar maka kami berdiri menuju kepadanya dan kami katakan; kami adalah orang-orang yang melarikan diri. Lalu beliau menghadap kepada kami dan berkata: "Tidak, melainkan kalian adalah orang-orang yang kembali berperang." Ibnu Umar berkata; kemudian kami mendekat dan mencium tangan beliau. Lalu beliau berkata: "Kami adalah kelompok orang-orang muslimin.". (HR.Abu Daud No.2271) ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ َﺲُﻧﻮُﻳ ُﻦْﺑ ُﺪَﻤْﺣَﺃ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ﻲِﺑَﺃ ُﻦْﺑ ُﺪﻳِﺰَﻳ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ٌﺮْﻴَﻫُﺯ ﻲِﺑَﺃ َﻦْﺑ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ َﺪْﺒَﻋ َّﻥَﺃ ٍﺩﺎَﻳِﺯ َﻦْﺑ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﺪْﺒَﻋ َّﻥَﺃ ُﻪَﺛَّﺪَﺣ ﻰَﻠْﻴَﻟ َﻝﺎَﻗ ًﺔَّﺼِﻗ َﺮَﻛَﺫَﻭ ُﻪَﺛَّﺪَﺣ َﺮَﻤُﻋ ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ْﻦِﻣ ﻲِﻨْﻌَﻳ ﺎَﻧْﻮَﻧَﺪَﻓ ُﻩَﺪَﻳ ﺎَﻨْﻠَّﺒَﻘَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad bahwa 'Abdurrahman bin Abu Laila menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Umar menceritakan kepadanya…lalu ia menyebutkan kisahnya. Ia berkata, "Kami mendekat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kami mencium tangannya.." (HR. Abu Daud No.4546) ْﻦَﻋ ٍﻞْﻴَﻀُﻓ ُﻦْﺑ ُﺪَّﻤَﺤُﻣ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ﻲِﺑَﺃ ِﻦْﺑ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ َﺪﻳِﺰَﻳ َﺪَﻳ َﻞَّﺒَﻗ ُﻪَّﻧَﺃ َﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑﺍ ِﻦَﻋ ﻰَﻠْﻴَﻟ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dari Yazid dari Abdurrahman bin Abu Lailai dari Ibnu Umar, bahwa ia pernah mencium tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.." (HR. Ahmad No.4520) I َﺔَﺒْﻴَﺷ ﻲِﺑَﺃ ُﻦْﺑ ِﺮْﻜَﺑ ﻮُﺑَﺃ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ٍﻞْﻴَﻀُﻓ ُﻦْﺑ ُﺪَّﻤَﺤُﻣ ﺎَﻨَﺛَّﺪَﺣ ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ ٍﺩﺎَﻳِﺯ ﻲِﺑَﺃ ُﻦْﺑ ُﺪﻳِﺰَﻳ ِﻦْﺑﺍ ْﻦَﻋ ﻰَﻠْﻴَﻟ ﻲِﺑَﺃ ِﻦْﺑ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﺪَﻳ ﺎَﻨْﻠَّﺒَﻗ َﻝﺎَﻗ َﺮَﻤُﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Ibnu Umar dia berkata, "Kami mencium tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.." (HR. Ibnu Majah No.3694) : ْﺲَﻧَﻻ َﻝﺎﻗ ,ْﻥﺎَﻋْﺪَﺟ ِﻦْﺑﺍ ِﻦَﻋ ,ْﻢَﻌَﻧ: َﻝﺎﻗ َﻙِﺪَﻴِﺑ َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﺖْﺴَﺴَﻣَﺍ ﺎَﻬﻠَﺒﻘﻓ Artinya : dari Ibnu Jad’an ia berkata kepada Anas bin Malik, apakah engkau pernah memegang Nabi dengan tanganmu ini ?. Sahabat Anas berkata : ya, lalu Ibnu Jad’an mencium tangan Anas tersebut. (HR. Bukhari dan Ahmad) َّﻥَﺍ ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َﻲِﺿَﺭ ْﺮﺑﺎَﺟ ْﻦَﻋ ْﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﺪَﻳ ﻞَّﺒﻗ َﺮَﻤُﻋ. Artinya : dari Jabir r.a. sesungguhnya Umar mencium tangan Nabi.(HR. Ibnu al-Muqarri). :َﻝﺎﻗ ْﻲِﻌَﺠﺷﻻﺍ ْﻚِﻟﺎَﻣ ْﻲﺑَﺍ ْﻦَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َﻲِﺿَﺭ ﻰﻓْﻭَﺍ ْﻲِﺑَﺍ ِﻦْﺑِﻻ َﺖْﻠﻗ ﻲِﺘﻟﺍ َﻙَﺪَﻳ ﻲِﻨْﻟِﻭﺎَﻧ : ُﻪْﻨَﻋ ﻰﻠَﺻ ﻪﻠﻟﺍ َﻝْﻮُﺳَﺭ ﺎَﻬِﺑ َﺖْﻌَﻳﺎَﺑ ،ْﻢﻠَﺳَﻭ ﻪْﻴﻠَﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﺎَﻬْﻴِﻨَﻟَﻭﺎَﻨﻓ ﺎَﻬُﺘﻠَﺒﻘﻓ ، . Artinya : Dari Abi Malik al-Asyja’i berkata : saya berkata kepada Ibnu Abi Aufa r.a. “ulurkan tanganmu yang pernah engkau membai’at Rasul dengannya, maka ia mengulurkannya dan aku kemudian menciumnya.(HR. Ibnu al-Muqarri). ﺎًّﻴِﻠَﻋ ُﺖْﻳﺃَﺭ : َﻝﺎﻗ ٍﺐْﻴَﻬُﺻ ْﻦَﻋ ِﻪْﻴَﻠْﺟِﺭَﻭ ْﺱﺎَّﺒَﻌﻟﺍ َﺪَﻳ ﻞّﺒﻘُﻳ. Artinya : Dari Shuhaib ia berkata : saya melihat sahabat Ali mencium tangan sahabat Abbas dan kakinya. (HR. Bukhari) Atas dasar hadits-hadits tersebut di atas para ulama menetapkan hukum sunah mencium tangan, ulama, guru, orang shaleh serta orang-orang yang kita hormati karena agamanya. Berikut ini adalah pendapat ulama : 1. Ibnu Hajar al-Asqalani. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani telah menyitir pendapat Imam Nawawi sebagai berikut : ُﻞْﻴِﺒﻘﺗ : ْﻱِﻭﺍَﻮَّﻨﻟﺍ ْﻡﺎَﻣِﻻﺍ َﻝﺎﻗ ِﻪِﺣَﻼَﺻَﻭ ِﻩِﺪْﻫُﺰﻟِ ِﻞُﺟَّﺮﻟﺍ ِﺪَﻳ َﻚِﻟﺍﺫ ِﻮْﺤَﻧ ْﻭَﺍ ِﻪِﻓَﺮﺷ ْﻭَﺍ ِﻪِﻤْﻠِﻋَﻭ ُﻩَﺮْﻜُﻳ َﻻ ِﺔَّﻴِﻨْﻳِّﺪﻟﺍ ِﺭْﻮُﻣُﻻْﺍ َﻦِﻣ ُّﺐَﺤَﺘْﺴُﻳ ﻞَﺑ. Artinya : Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan. Pendapat ini juga didukung oleh Imam al- Bajuri dalam kitab “Hasyiah”,juz,2 ,halaman.116. 2. Imam al-Zaila’i. Beliau berkata : ﻞْﻴِﺒﻘﺗُﺯْﻮُﺠَﻳ ِﻭَﺍ ِﻢِﻟﺎَﻌﻟْﺍ ِﺪَﻳ ُ ِﻙُﺮَﺒﺘﻟﺍ ِﻞْﻴِﺒَﺳ ﻰَﻠَﻋ ِﻉِّﺭَﻮَﺘُﻤﻟْﺍ Artinya : (dibolehkan) mencium tangan seorang ulama dan orang yang wira’i karena mengharap barakahnya. Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahar pernah di tanya tentang hukum mencium tangan ahlul bait Nabi Muhammad saww., beliau berkata : "Mencium tangan ahlul bait adalah termasuk usaha untuk mendekatkan diri kepada Al-Habib Al-A'dhom, Rasulullaah saww.", Allah Ta'ala mewahyukan : ﻻﺇ ﺍﺮﺟﺃ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻜﻟﺎﺳﺃ ﻻ ﻞﻗ ﻰﺑﺮﻘﻟﺍ ﻰﻓ ﺓﺩﻮﻤﻟﺍ Qul laa as'alukum 'alaihi ajron illa al-mawaddata fil- qurbaa. "Katakanlah, Aku tidak meminta kepada kalian sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang kepada keluarga(ku).". (Asy-Syura, 42 : 23). Sayyidinaa Abdullah bin Abbas ra. adalah salah seorang ahlul bait. Ketika Sayyidinaa Zaid bin Tsabit ra. selesai menyalatkan jenazah, seseorang mengambil kuda beliau. Sayyidinaa Abdullah bin Abbas ra. mengambil alih dari orang itu, lalu memegang kendali kuda itu dan menuntunnya untuk diserahkan kepada pemiliknya. Sayyidinaa Zaid bin Tsabit ra. berkata kepada beliau, "Wahai, sepupu Rasulullaah saww., mengapa engkau berbuat demikian?" Beliau menjawab, "Beginilah kami diperintah untuk menghormati para ulama kami." Sayyidinaa Zaid bin Tsabit ra. segera mencium tangan beliau dan berkata, "Beginilah kami diperintah untuk memuliakan ahlul bait Rasulillaah saww.". Itulah beberapa dalil dan perkataan ulama tentang mencium tangan, dan ajarkanlah kepada anak-anak kalian dalam mencium tangan yang benar dan untuk belajar menghormati orang tua dan orang-orang yang dimulyakan Allah dan Rasulnya.. Wallahu a’lam bishawab.. Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus. ﺭﺍﻮﻧ ﻮﺑﺃ ﻦﺑ ﻰﻔﻠﺳ ﺪﻤﺤﻣ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar